Kamis, 08 Desember 2016

SOFTWARE GRATIS

Dukung Pendidikan, Intel dan Columbia Tawarkan Software Gratis

Intel bekerjasama dengan perusahaan ritel Colombia Cash & Credit (Columbia) untuk menyediakan teknologi, termasuk Personal Computer (PC) yang lebih murah dan terjangkau terutama untuk sektor pendidikan. Salah satu tujuan kerja sama ini adalah mempercepat penyebaran teknologi di bidang pendidikan.

Country Manager Intel Indonesia, Harry K. Nugraha, mengatakan bahwa kebutuhan teknologi dalam sektor pendidikan semakin lama kian tinggi. Karena itu, kehadiran produk teknologi yang terjangkau diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan tersebut.

"Mei adalah bulan pendidikan, karena peringatan Hari Pendidikan Nasional dan Ujian Nasional (UN), karena itu kami mengumumkan kerja sama hari ini. Intel berkomitmen menghadirkan teknologi yang membntu meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta memberikan akses teknologi bagi siapa saja," tutur Harry saat ditemui di Jakarta, Selasa (10/5/2016).

Gayung bersambut, Columbia pun ingin turut serta memperluas akses teknologi. Melalui kerja sama ini konsumen yang membeli laptop dengan prosesor Intel, dapat menikmati paket pendidikan gratis berupa software yaitu buku elektronik dari Mahoni.com, video panduan belajar dari IniBudi, dan bank soal dari Kelase.

Selain itu, Intel dan Colombia pun menawarkan program cicilan. Produk kerja sama keduanya dapat diperoleh di jaringan toko Colombia sebanyak 400 gerai yang tersebar di 300 kota di Indonesia. 

"Kami berharap kerja sama ini dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui pemanfaatan PC, sehingga mereka juga mampu berinovasi dan menciptakan hal-hal baru," kata Chief Operating Officer Columbia, Darwin Leo.

Tahap awal kerja sama ini, kedua perusahaan bekerjasama dengan empat vendor laptop yaitu Asus, Acer, HP, dan Lenovo. Intel terbuka jika ada vendor-vendor lain yang ingin turut berpartisipasi. SUMBER:http://tekno.liputan6.com/read/2503297/dukung-pendidikan-intel-dan-columbia-tawarkan-software-gratis

LULUSAN SMK BERDAYA SAING GLOBAL

Pemerintah Bertekad Lahirkan Lulusan SMK Berdaya Saing Global

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani‎ menyatakan, pemerintah akan merumuskan kembali kurikulum dan rasio perbandingan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan politeknik dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tujuannya, agar lulusan SMA dan politeknik sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.
Selain itu, pemerintah memang tengah bertekad untuk menciptakan pekerja yang profesional dan memiliki kompetensi mumpuni dalam menghadapi persaingan global saat ini.

Ia menjelaskan, pembicaraan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi lulusan SMK dan politeknik sebenarnya sudah berlangsung beberapa kali dengan melibatkan tiga kementerian koordinator di lingkup Kabinet Kerja, yakni Menko Perekoniomian, Menko Maritim dan Menko PMK."Selain masalah pendidikan umum, politeknik dan akademi serta sekolah kejuruan akan kita tingkatkan kompetensinya. Ini supaya kita bisa menciptakan anak-anak Indonesia yang bisa bekerja secara profesional dan berdaya saing, diakui standarnya oleh negara-negara lain," kata Puan ‎usai memimpin Rapat Koordinasi Tingkat Menteri tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasional di Kantor Kementerian PMK, Jakarta, Kamis (23/6/2016).
"Sekarang kami targetkan semua halnya bisa berjalan secara efektif dalam 4-5 bulan ke depan," jelas Puan.
Puan menuturkan, ada dua hal yang dilakukan dalam revitalisasi pendidikan vokasional, yakni pendidikan dan pelatihan. Untuk pendidikan bisa dilakukan di sekolah-sekolah SMK dan politeknik, sementara pelatihan berupa kursus atau training yang sesuai dengan kebutuhan riil dunia usaha.
"Selain sekolah, sebenarnya lembaga pelatihan sudah dimiliki oleh pemerintah selama ini," ujar dia.
Namun, ke depan yang dibutuhkan adalah percepatannya dan bagaimana dunia usaha bisa menyatu di dalamnya. Hal ini hanya bisa terjadi kalau kurikulum diubah atau disesuaikan dan standar kompetensi serta disiapkan secara matang dan terencana.
Rapat tersebut dihadiri oleh Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, dan Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri.
SUMBER:http://news.liputan6.com/read/2538708/pemerintah-bertekad-lahirkan-lulusan-smk-berdaya-saing-global

terapkan sistem pendidikan UNESCO

Indonesia Sulit Terapkan Sistem Pendidikan Sesuai UNESCO

Indonesia memiliki program yang sesuai dengan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Program itu adalah Sustanaible Development Goals (SDG) yang merupakan rancangan pendidikan yang terdiri dari 15 pencapaian selama 15 tahun.
Salah satu program SDG ini adalah wajib berajar 12 tahun.
Menurut Ananto sulit mencapai target itu karena terbentur dana pendidikan. Bukan hanya Indonesia, Ananto menyebut cukup banyak negara yang minim untuk mengalokasikan dana pendidikan."Untuk tamat SMA di Indonesia butuh waktu sampai tahun 2084, SDG ini jadi komitmen bersama bagaimana cara yang bisa mempercepat sampai 2030," ungkap Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing Kemendikbud Ananto Kusuma Seta di Kantor Kemendikbud Jakarta, Selasa (6/9/2016).
"Kedua urusan perang, anak-anak pengungsian menjadi pekerjaan rumah tersendiri. 58 juta anak terlantar tidak dapat pendidikan, 200 juta anak tidak dapat pendidikan. Ini persoalan yang luar biasa dihadapi global," paparnya.
Laporan dari UNESCO ini, kata Ananto, menjadi refleksi bagi masing-masing negara untuk memperbaiki dirinya. Tak hanya itu, laporan ini juga akan dijadikan sebagai referensi pendidikan.
"Kedua, report ini akan dijadikan sebagai reference in line dengan national policy (kebijakan nasional) di negara-negara. Diketok palu 2015 ini report pertama. Jadi in line antar national policy (kebijakan nasional) dan global policy (kebijakan global) harus menyatu," ujar Ananto.
Lebih jauh, ia menjabarkan kalau masalah pendidikan ini bukan hanya urusan satu negara, tapi juga seluruh dunia.
"Dalam rekomendasi perlu hand to hand, kerjasama antarnegara. Indonesia sebaiknya juga sharing dengan negara tetangga. Kita punya tetangga yang maju betul pendidikannya, juga punya negara yang dibawah kita, itu semua kita perlu sharing bersama," ucap dia.
Ananto menjelaskan angka partisipasi pendidikan tingkat SD dan SMP di Indonesia belum mencapai 100 persen. Itu menunjukkan, sangat sedikit anak yang belum mendapat akses pendidikan.
"Pendidikan menengah sedang ditargetkan 2030 seluruh dunia diharapkan anak-anak sudah lulus SMA. Partisipasi Indonesia yang sekarang itu (SMP dan SMA) baru 76 persen," terang dia.
"Berarti pekerjaan rumah kita untuk angkat ke lulusan SMP dan SMA. Pak Jokowi bagus punya policy wajib belajar 12 tahun," sambung dia.
Ananto menyebut tak hanya kebijakan wajib belajar 12 tahun, Jokowi juga sudah berusaha mengatasi masalah dana pendidikan dengan mengeluarkan Kartu Indonesia Pintar.
"Untuk infrastruktur, kita terus bangun Sekolah Garis Depan khususnya di remote area dan guru-gurunya ada yang disiapkan untuk mengajar di daerah 3T (SM3T). Sayangnya, Kemdikbud enggak urusin infrastruktur, tentu kami terus koordinasi," ucap Ananto.
"Lalu ICT (Information and Communications Technology), koneksi anak-anak kuncinya dengan ICT. Untuk itu kami bertujuan layanan pendidikan ke depannya bisa berbasis ICT," tandasnya.
Indonesia merupakan negara pertama yang menjadi pilihan UNESCO untuk melaporkan pendidikan global. Ketiga negara lainnya adalah Inggris, Rwanda, dan Kolumbia.
Hadir pula dalam acara ini Mendikbud Muhadjir Effendy, Direktur dan perwakilan UNESCO Jakarta Dr Shahbaz Khan, Analis Kebijakan Senior Laporan GEM Dr Manos Antonius, dan Kepala Biro Pelayanan Komunikasi dan Masyarakat Kemendikbud Asianto Sinambela
sumber:http://news.liputan6.com/read/2595430/mengapa-indonesia-sulit-terapkan-sistem-pendidikan-sesuai-unesco

program studi di ceko

Pariwisata Indonesia Jadi Program Studi Universitas di Ceko

Untuk pertama kali Pariwisata Indonesia dijadikan program studi di kampus luar negeri. Dibuka secara resmi pada 30 September 2016 silam, program studi Pariwisata Indonesia menjadi mata kuliah khusus di Universitas Palacky di Olomuc, Moravia, Ceko. 
Universitas Palacky merupakan universitas tertua kedua di Republik Ceko. Didirikan pada 1573, universitas ini memiliki berbagai program studi bertaraf internasional dan memiliki mahasiswa dari seluruh dunia. Terletak di Moravia, kampus ini juga diklaim sebagai kampus dengan mahasiswa terpadat di Eropa Tengah.

Peresmian program studi ini dilaksanakan di Universitas Palacky dengan berbagai acara meriah, seperti penampilan tarian tradisional Indonesia dan pengguntingan pita. Tak hanya itu, beberapa mahasiswa juga terlihat mengenakan beragam pakaian tradisional Indonesia.Dalam acara peresmian pembukaan program studi Pariwisata Indonesia, hadir perwakilan Universitas Udayana serta pihak KBRI di Praha, yaitu Tribayu Deviputri Purwanti sebagai Minister Counselor Political Affairs, dan Wahono Yulianto sebagai Sekretaris Satu Bidang Sosial Budaya. 


Untuk selanjutnya, 8 mahasiswa Indonesia akan belajar di universitas selama satu tahun dengan bantuan beasiswa dari Dirjen Pembelajaran dan Beasiswa Dikti untuk program pertukaran pelajar.

Sementara itu, saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (6/10/2016), Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan, Ahman Sya mengatakan, pihak Kementerian Pariwisata mengapresiasi langkah kerjasama ini. Diharapkan kampus tersebut mampu melahirkan lulusan pendidikan tinggi yg akan menjadi duta Indonesia di Praha. Selain itu, Ahman Sya menyatakan akan menugaskan perguruan tinggi di bawah Kementerian Pariwisata untuk berkoordinasi terkait kurikulum dan ke Indonesiaan-nya, agar sesuai dengan perkembangan yang terjadi sekarang ini.
sumber:http://lifestyle.liputan6.com/read/2619283/pariwisata-indonesia-jadi-program-studi-universitas-di-ceko

fakta unik sistem pendidikan di jepang


Inspiratif, 5 Fakta Unik Sistem Pendidikan di Jepang

Kualitas sumber daya manusia suatu negara sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikannya. Sebagai salah satu negara maju, kualitas pendidikan di Jepang memang tidak perlu ditanyakan lagi. Karakter bangsa Jepang yang dikenal sangat disiplin, pekerja keras, dan juga mandiri ternyata dibentuk dari sistem pendidikan mereka. Berikut adalah fakta-fakta unik tentang sistem pendidikan di Jepang yang bisa mengispirasi kita, seperti dikutip dari laman lifehack.org (Selasa, 15/11/2016).
Tidak ada ujian dalam 3 tahun pertama sekolah
Kebijakan tidak memberikan ujian pada siswa sampai mereka menginjak kelas 4 adalah karena orang Jepang lebih menghargai perilaku baik daripada nilai. Menurut budaya Jepang, lebih utama mengajarkan adab kepada siswa di kelas rendah daripada fokus mengetes kemampuan akademik mereka. Karena itu, karakter siswa harus lebih dulu dibangun. Siswa harus bisa menunjukkan rasa hormat kepada sesama siswa, juga pada gurunya.

Siswa memakan makanan sama secara teraturTidak ada tukang bersih-bersih, siswa yang bertugas membersihkan lingkungan sekolah

Siswa di Jepang harus membersihkan sendiri ruangan kelas dan kamar mandi. Tujuannya adalah agar siswa belajar bekerja sama, berbagi tanggung jawab, dan menumbuhkan rasa memiliki terhadap fasilitas sekolah. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang piket bergiliran mengerjakan tugas-tugas, seperti menyapu, mengelap kaca jendela, menggosok WC, dsb. Setiap tahun kelompok tersebut dirombak dan digilir kembali.
Kecuali siswa yang mempunyai alergi serius, siswa di Jepang harus memakan menu sehat yang telah disediakan di sekolah. Siswa diajarkan untuk mengkonsumsi makanan sehat dengan cara mengutamakan bahan makanan dan porsi makanan yang masuk ke perut mereka. Menu disusun oleh koki berpengalaman bersama ahli gizi profesional. Secara umum, menu makan siang di sekolah seringnya terdiri dari bahan makanan lokal yang segar. Uniknya, para guru ikut makan siang bersama siswa. Hal tersebut dilakukan untuk menguatkan hubungan guru dan murid.
Seni adalah mata pelajaran utama
Siswa-siswa di Jepang diajarkan seni tradisional seperti Shodo (seni menulis indah atau kaligrafi Jepang) dan Haiku (salah satu jenis puisi). Dua seni tradisional tersebut diajarkan agar siswa menghargai budaya tradisional.
Baju, sepatu, bahkan tas harus seragam
Hampir semua sekolah di Jepang mengharuskan siswanya memakai seragam. Tidak ada standar baku tentang bentuk seragamnya, tetapi secara garis besar berupa baju hitam untuk siswa laki-laki, dan baju sailor dengan rok untuk siswa perempuan dengan potongan sederhana. Kebijakan ini bertujuan menanamkan ide bahwa ketika siswa memakai baju yang sama, mereka akan merasa menjadi bagian satu sama lain. Juga ada stigma yang berkembang bahwa daripada mengurusi tentang penampilan, para pelajar hendaknya fokus belajar saja. Banyak sekolah di Jepang yang mempunyai aturan ketat mengenai apa yang harus dipakai para siswa, termasuk tas, riasan, bahkan potongan rambut. (Ana Fauziyah)
sumber:http://lifestyle.liputan6.com/read/2653359/inspiratif-5-fakta-unik-sistem-pendidikan-di-jepang

sistem pendidikan terbaik sedunia

Negara-Negara Ini Memiliki Sistem Pendidikan Terbaik Sedunia

Sistem pendidikan dasar di sebuah negara menjadi aspek penting dalam membentuk sebuah negara. Lalu, negara manakah yang memiliki sistem pendidikan dasar terbaik di dunia? Hal ini bisa dijawab dari laporan yang dikeluarkan World Economic Forum (WEF).
Susunan peringkat negara-negara dalam laporan ini berdasarkan 12 pilar daya saing yakni meliputi makro-ekonomi, infrastruktur, kesehatan, efisiensi pasar tenaga kerja, dan pendidikan dasar seperti mengutip The Independent, Selasa (29/11/2016).
Berdasarkan data laporan Global Competitiveness Report, inilah 11 negara yang memiliki sistem pendidikan terbaik di dunia.
1. Jepang
Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki performa literasi, ilmiah, dan matematika terbaik dunia. Sistem pendidikan negara ini mirip dengan di Indonesia. Para siswa menjalani enam tahun di sekolah dasar, lalu tiga tahun di sekolah menengah pertama dan tiga tahun sekolah menengah atas sebelum melanjutkan ke pendidikan tinggi.
2. Barbados, Karibia
Sebuah negara kepulauan yang terletak di perbatasan Laut Karibia dan Samudera Atlantik ini juga memiliki sistem pendidikan dasar yang baik. Pemerintah negara ini menginvestasikan anggaran belanja negara yang cukup tinggi pada pendidikan. Tak heran tingkat literasi mencakup 98 persen.
Pendidikan di tingkat dasar dari usia empat hingga 11 tahun, lalu dilanjutkan lagi di usia 11-18 tahun. Sebagian besar sekolah dijalankan pemerintah.

sumber:http://health.liputan6.com/read/2664546/negara-negara-ini-memiliki-sistem-pendidikan-terbaik-sedunia

Ironi Kepala Sekolah yang Digaji Hanya Rp 350 Ribu Sebulan

Salasa Hatulekal hanya bisa pasrah saat dipindah tugas oleh Dinas Pendidikan ke sebuah SD kecil di Pulau Sjahrir, Ambon. Di sekolah ini, Salasa yang merupakan kepala sekolah juga merangkap sebagai guru mata pelajaran umum untuk murid kelas 1 sampai 6 SD.
"Guru PNS saja tidak mau di sini. Tiga guru di sini, masih honorer semua," kata Salasa kepada Health-Liputan6.com, Pulau Sjahrir, Banda, Ambon, Selasa (29/11/2016).
Salasa yang sudah 10 tahun menjadi pegawai honorer ini, baru satu setengah tahun menjadi guru pelaksana harian di SD Kecil Pulau Sjahrir. Sebelum di sini, Salasa mengajar di SD Negeri Baby Mandi di Desa Wair, Pulau Banda Besar.
"Saya di sini bukan kemauan diri sendiri. Kebijakan dari Kepala Kantor (Dinas Pendidikan) Kota Neira. Soalnya, saya di sini mengelola satu sekolah," kata Salasa.
Dia menerima perintah itu karena ingin mendapatkan SK (surat keputusan) menjadi pegawai negeri sipil (PNS).

Dulu, kata dia, bangunan sekolah yang terdiri dari dua kelas (ruangan bersekat) tempatnya mengajar adalah perpustakaan. Sementara 24 orang murid di sekolah ini, sebelumnya bersekolah di Desa Induk, Desa Selamon yang bisa ditempuh selama lima menit dari Pulau Sjahrir menggunakan kapal motor.
"Kendala sekolah ini, bangunannya yang kurang diperhatikan. Buku-buku dan alat tulisanya juga. Padahal, anak-anak di sini pintar. Saya cuma tidak mau anak-anak di sini kalah dari anak-anak di Neira," kata Salasa.
"Sistem di sini juga mengajar pakem. Dua kelas menjadi satu. Satu guru harus menguasai bidang studi kelas 1 sampai kelas 6. Kalau enggak, tidak bisa mengajar," Salasa menambahkan.
Digaji hanya Rp 350 ribu per bulan
Kalau boleh memilih, di saat SK pengangkatan jadi PNS diterima, Salasa ingin mengajar di SD yang lain. Selain itu, dia berharap gajinya bisa naik. Sebab, pendapatan yang sekarang dia terima hanya Rp 350 ribu per bulan.
"Buat kebutuhan sendiri saja tidak cukup, apalagi keluarga?" kata Salasa. Istri dan ketiga anaknya tinggal di Desa Wair. Salasa harus mengirimkan uang ke sana Rp 300 ribu dan sisa uang Rp 50 ribu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Bagi Salasa, yang penting anak-anak dan istrinya bisa hidup dan tidak kekurangan. Dia juga tidak mau, hanya gara-gara pendapatannya yang kecil, anak-anaknya sampai putus sekolah.
"Sekarang saja sedang menempuh pendidikan S1 di Universitas Terbuka di Neira. Demi mengejar S1 agar ketika jadi PNS ada titel SPd (Sarjana Pendidikan)," kata Salasa.
Namun, apabila Dinas Pendidikan masih menginginkannya untuk terus di SD Kecil Pulau Sjahrir, tak masalah asal gaji berubah.
"Ini amanah Allah SWT, bukan kemauan saya," pungkas Salasa.
sumber:http://health.liputan6.com/read/2664532/ironi-kepala-sekolah-yang-digaji-hanya-rp-350-ribu-sebulan