Kamis, 08 Desember 2016

photoshop

microsoft tingkatkan kualitas pendidikan

Program Microsoft Tingkatkan Kualitas Pendidik di Indonesia

Pendidikan merupakan salah satu bidang yang menjadi perhatian Microsoft. Bentuk perhatian itu diwujudkan dengan sebuah inisiasi global yang diberi nama Partners in Learning.

Program tersebut merupakan komitmen Microsoft untuk meningkatkan kualitas pendidik di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Melalui program ini, para pendidik diharapkan dapat mengintegrasikan program teknologi dan digital pada proses pembelajaran di ruang kelas.

Lantas, bagaimana program tersebut diterapkan di Indonesia? Berapa jumlah tenaga pendidik dan wilayah yang sudah menjalankan program tersebut?  

Dan, bagi Anda yang ingin lebih jauh mengetahui informasi mengenai komitmen Microsoft tersebut, simak video wawancara berikut ini.Menjawab hal ini, tim Tekno Liputan6.com berkesempatan mewancarai Ruben I Hattari, Director of Corporate Affairs, Microsoft Indonesia, beberapa waktu lalu.

Pada kesempatan itu, Ruben tak hanya membahas program Partner in Learning yang sudah berjalan di Indonesia. Ia juga menjelaskan alasan Microsoft memiliki perhatian pada pendidikan di bidang coding.

Melalui pendidikan coding ini, anak muda diharapkan terdorong untuk mulai belajar dasar-dasar coding. Dengan demikian, di tengah maraknya bisnis e-Commerce saat ini, para anak muda tersebut dapat membuat aplikasi sendiri.

Tak hanya itu, Ruben juga menuturkan cara Microsoft mengatasi permasalahan software bajakan yang masih ada di Tanah Air. Meskipun pembahasan mengenai hal itu sudah usang, Microsoft masih terus melakukan edukasi mengenai bahaya menggunakan software bajakan.
sumber:http://tekno.liputan6.com/read/2488366/program-microsoft-tingkatkan-kualitas-pendidik-di-indonesia

pusat pendidikan dalang cilik

Kota Ini Jadi Pusat Pendidikan Dalang-dalang Cilik

Sore itu, beberapa bocahduduk bersila di lantai sebuah ruangan dengan tembok bercat hitam. Tangan mereka mengacungkan wayang kulit sembari menggerakkannya ke kiri dan ke kanan. Seorang bocah lainnya duduk di depan sambil menyusun wayang di tancepan layaknya seorang dalang.
 
"Tangannya yang lurus. Jari harus pas megang tangkai wayang," Suwarno berseru kepada bocah–bocah itu, di Malang, Jawa Timur, Jumat (22/4/2016).
 
Sore itu, anak–anak berusia 4 sampai 11 tahun belajar dalang di Sanggar Padaka Nusa yang diasuh oleh Suwarno. Sanggar itu memanfaatkan salah satu ruangan di gedung Dewan Kesenian Malang untuk belajar dalang setiap Jumat sore.
 
"Diajari teknik memegang wayang yang tepat secara rinci. Mereka ini masih anak–anak, masih belum perlu diberi pemahaman secara logika," ujar Suwarno.
 

Dalang Cilik

Teknik memegang wayang yang diajarkan adalah bagaimana susunan jari yang tepat memegang tangkai wayang hingga bagaimana saat seblak atau menggerakkan wayang ke kiri dan kanan. Termasuk nama tokoh dan menyusun wayang kulit di tancepan depan layar.
 
Butuh waktu minimal 6 bulan mengajari para bocah ini sampai hafal dan memahami teknik itu. Setelah itu biasanya mereka akan lancar sendiri saat mendalang. Filosofi tentang wayang diberikan pada mereka yang setidaknya sudah duduk di bangku SMP dan SMA.
 
"Biasanya yang belajar dalang ada anak yang sudah duduk di bangku SMP sampai SMA. Kebetulan sekarang jelang ujian akhir tahun, jadi mereka fokus di pelajaran sekolah," tutur Suwarno.
 
Jika mereka sudah memahami teknik memegang wayang, barulah pria berusia 59 tahun itu mengajarkan dalang sesungguhnya. Mulai dari bagaimana mendalang per adegan isi cerita wayang hingga menyusun naskah cerita sendiri.
Suwarno menyatakan butuh kesabaran untuk mengajari para bocah, apalagi di bangku sekolah tak ada pelajaran tentang wayang. Kalau pun ada pendidikan bahasa daerah, itu hanya ditempatkan sebagai muatan lokal sehingga terkesan pendidikan yang ala kadarnya.
 
"Mereka ini masih kecil, tapi banyak juga yang cepat menyerap apa yang diajarkan," tutur Suwarno yang dibayar seikhlasnya dari orangtua para bocah itu.
 
Tak sedikit dalang cilik yang muncul dari sanggar asuhan Suwarno ini. Elfrado Dee Vernandocello, siswa kelas 3 SD Kalam Kudus Malang ini misalnya. Ia sudah sejak tahun lalu belajar di Suwarno.
 
"Saya suka wayang sejak kecil. Nggak tahu kenapa, pokoknya suka," kata bocah berusia 9 tahun itu.
 
Ia mengaku sudah beberapa kali menjadi dalang dalam pementasan baik itu yang dilakukan oleh sekolah atau pun saat ada perayaan di gereja. Sekali main, durasi waktu yang dihabiskan antara 1 - 4 jam.
 
"Kalau gereja saya ada kegiatan, biasanya mementaskan wayang kulit. Saya tampil sebagai dalangnya," ujar Elfrado.
 
Hal senada dikatakan Zulfikar, bocah berusia 4 tahun asal Pakis Kabupaten Malang. Zulfikar bahkan beberapa kali mentas sebagai dalang dalam pagelaran wayang kulit di kampungnya. Ia tak canggung meski disorot banyak pasang mata saat tampil.
 
"Suka saja main dan jadi dalang. Saya punya banyak mainan wayang–wayangan di rumah," ucap Zulfikar.
 
Suwarno sendiri mengaku ada kepuasan batin mengajari anak–anak itu menjadi dalang wayang kulit. Apalagi, wayang kulit merupakan warisan budaya leluhur yang patut dilestarikan.
 
"Biar para generasi muda ini tahu dengan budayanya sendiri. Kalau tak tahu, mau jadi apa bangsa ini," kata Suwarno.
sumber:http://regional.liputan6.com/read/2490839/kota-ini-jadi-pusat-pendidikan-dalang-dalang-cilik

MICRISOFT MENDORONG PENDORONG PEMANFATAN TEKNOLOGI

Microsoft Dorong Pemanfaatan Teknologi bagi Pendidik di Indonesia

Perkembangan teknologi saat ini tak dapat dipungkiri telah menyentuh banyak bidang, termasuk di antaranya adalah pendidikan. Sistem pendidikan berbasis teknologi sejalan dengan pengembangan generasi muda yang memang sudah fasih dan akrab dengan teknologi.

Generasi yang disebut sebagai digital natives itu jelas menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik. Para guru yang terlahir sebagai generasi digital immigrant secara tak langsung harus mengikuti perkembangan tersebut untuk pembelajaran yang lebih baik.

Untuk itu, Microsoft berkomitmen untuk membantu para guru memanfaatkan teknologi dengan program Microsoft Innovative Expert Educators (MIEE). 

Lewat program ini Microsoft mengajak para guru untuk saling berbagi pengetahuan sekaligus sebagai forum bertemunya guru di seluruh dunia.

"Salah satu fokus Microsoft di Indonesia adalah bidang pendidikan. Oleh sebab itu, program ini menjadi sarana bagaimana guru bisa berkolaborasi dan berinovasi dengan teknologi," ujar Benny Kusuma, Education Lead, Microsoft Indonesia, saat Konferensi Pers Guru Inovatif, Guru Inspiratif Microsoft Indonesia di Jakarta, Senin (2/5/2016).

Lebih lanjut Benny menuturkan program ini sekaligus menjadi forum bagi para guru untuk saling berhubungan dan berkolaborasi. Dengan demikian, dapat memperluas pendidikan dan mengembangkan potensi murid, guru, dan sekolah.

Sonja Delafosse, Senior Education Manager, WW Education, Microsoft Corporation yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan program ini berguna untuk mendorong pengembangan edukasi di banyak negara. 

Menurutnya, program ini memungkinkan para guru berbagi pengalaman mengenai masalah pendidikan yang muncul di masing-masing negara.

"Masalah di masing-masing negara kemungkinan punya masalah yang sama. Baik itu dari Nigeria, Amerika Serikat, termasuk Indonesia kemungkinan memiliki kesamaan masalah. Program ini dapat digunakan para guru untuk saling berbagi pengalaman," ujar Sonja.

Tak hanya itu, Sonja juga menuturkan program ini dapat menjadi sarana bagi guru menemukan alat yang tepat untuk mendukung pembelajaran. Hal itu penting agar guru dapat memaksimalkan alat yang digunakan.

"Menyarankan guru untuk menggunakan alat yang tepat adalah hal yang paling penting. Dengan demikian, para guru dapat memanfaatkan alat secara tepat untuk mendukung pembelajaran yang lebih baik," ujar Sonja mengakhiri pembicarannya.
SUMBER:http://tekno.liputan6.com/read/2497572/microsoft-dorong-pemanfaatan-teknologi-bagi-pendidik-di-indonesia

TEKNOLOGI DUKUNG PEMBELAJARAN SISWA

Guru Ini Manfaatkan Teknologi Dukung Pembelajaran Siswa

Penggunaan teknologi di berbagai bidang termasuk pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk saat ini. Generasi muda sebagai subyek pendidikan saat ini sudah akrab dengan teknologi.

Untuk itu, beberapa guru di Indonesia sudah mulai menerapkan penggunaan teknologi untuk mendukung pembelajaran termasuk manajemen nilai.

Salah satunya yang memanfaatkan hal tersebut adalah Eko Purwanto, guru SDN Wonokerto Magelang yang memanfaatkan Skype untuk membuat kelas virtual.

Disebut kelas virtual karena Eko dalam proses mengajar tak langsung berada di dalam kelas. Ia memanfaatkan aplikasi Skype untuk mengajar anak-anak di kelasnya langsung dari tempat materi yang sedang dibahas, semisal mengenai Candi Borobudur.

"Dengan langsung berada di lokasi, para murid jadi semakin bersemangat dan lebih sering mengajukan pertanyaan," ujar Eko dalam konferensi pers Guru Inovatif, Guru Inspiratif oleh Microsoft Indonesia di Jakarta, Senin (2/5/2016).

Bahkan, dengan metode pembelajaran pemanfaatan Skype seperti ini memungkinkan dirinya untuk mengajar di 12 sekolah sekaligus. Ia menuturkan tak jarang melakukan pengajaran pada sekolah yang berbeda.

Selain itu, lewat cara ini guru juga dimungkinkan untuk berkolaborasi dalam proses belajar mengajar. Jadi, para guru dapat langsung berkolaborasi melakukan pendalaman materi yang dianggap perlu diisi oleh guru dari sekolah lain.

"Pengajar dari kota berbeda dapat langsung mengajar di kota lain apabila memang diperlukan. Hal ini jelas lebih efisien dan hemat biaya," ujar Eko. Saat ini, Eko sendiri juga sudah membagi pengetahuan ini pada beberapa guru di kota lain.

"Saya saat ini sudah berbagi pengalaman dengan hampir seribu guru di Jawa Tengah dan Jawa Barat untuk menerapkan teknologi dalam pengajaran," ujar Eko.

SUMBER:http://tekno.liputan6.com/read/2497666/guru-ini-manfaatkan-teknologi-dukung-pembelajaran-siswa