Rabu, 16 November 2016

BERITA PILKADA


SEBELUM PILKADA STRESS

 Adu argumen di media sosial, mendadak semua orang membicarakan isu politik, dan perpecahan antar-teman atau keluarga, bahkan sebelum pemungutan suara dimulai bisa meningkatkan kadarstres pada banyak orang.
Menurut Jonathan Paley, seorang CEO dari SPIRE, perusahaan alat pendeteksi tingkat stres, Spire, suasana politik yang tinggi dan terus berputar di sekeliling Anda secara otomatis membuat pergerakan emosional menjadi tidak stabil.
Paley yang mempelajari tingkat stres 3.000 warga AS menjelang hari pemilihan presiden beberapa waktu lalu juga mengatakan bahwa pembicaraan dan pemberitaan soal politik menimbulkan kompetisi yang tidak direncanakan pada warga sipil.
“Spire bisa mengukur pola pernapasan seseorang, dan dari data tersebut, kami bisa mendeteksi kondisi emosional serta pikiran sang obyek,” jelas Paley.
stres, kata Paley, tidak hanya memengaruhi aktivitas otak, tetapi juga mengubah sistem tubuh.
Pendek kata, Anda akan merasa lelah dan tegang sepanjang waktu karena seolah-olah Anda dikejar-kejar untuk segera membuat keputusan.
Efek jangka panjang dari kondisi itu adalah peningkatan level kortisol yang melemahkan sistem imun tubuh.
“Pemilihan presiden dan pemimpin yang memengaruhi hidup banyak orang memberikan tingkat stres lebih tinggi ketimbang hari biasa,” ujar dia.
Palsey menyarankan agar Anda jangan menyimpan rasa panik dan resah mengenai panasnya suhu politik untuk seorang diri.
“Anda tidak sendiri. Banyak orang mengalaminya. Bicarakan soal strestersebut pada teman-teman atau konsultasikan pada psikolog. Jangan biarkan pergulatan akibat fluktuasi emosi terpendam terlalu lama,” pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar